- Kosmografi : Batasan dan manfaatnya bagi kehidupan manusia
Pengetahuan posisi berbagai benda langit yang di pelajari dalam
kosmografi bentuk yang paling awal telah lama di manfaat kan oleh
berbagai bangsa dunia pada masa prasejarah sebagai pedoman navigasi
untuk menunjukan arah atau posisi pengamat atau sebagai panduan suatu
kegiatan budaya.
Sebagai contoh :
- Pelaut masa lalu mengandalkan pengetahuan mengenai beberapa posisi rasi bintang sebagai petunjuk untuk memulai perjalanan lewat laut serta untuk menentukan arah.
- Ketua suku dari suatu masyarakat agraris akan membaca tanda-tanda di langit dan
sekitarnya untuk menentukan kapan suatu acara atau kegiatan penanaman di mulai.
Dari pengetahuan mengenai kosmografi-lah berbagai sistem penanggalan
di buat. Ilmu-ilmu modern seperti geografi, geodesi, kartografi dan
astronomi mendapat banyak kontribusi dari kosmografi.
- Teori – teori terjadinya :
- Jagat raya
- Teori big bang
- Jagat raya
Menurut teori ini, jagat raya terbentuk dari ledakan dahsyat yang
terjadi kira-kira 13.700 juta tahun yang lalu. Akibat ledakan tersebut
materi-materi dengan jumlah sangat banyak terlontar ke segala penjuru
alam semesta. Materi-materi tersebut akhirnya membentuk bintang, planet,
debu kosmis, asteroid, meteor, energi, dan partikel-partikel
lain. Teori ”Big Bang” ini didukung oleh seorang astronom dari Amerika
Serikat, yaitu Edwin Hubble.
Berdasarkan pengamatan dan penelitian yang dilakukan, menunjukkan
bahwa jagat raya ini tidak bersifat statis. Semakin jauh jarak galaksi
dari Bumi, semakin cepat proses pengembangannya. Penemuan tersebut
dikuatkan lagi oleh ahli astrofisika dari Amerika Serikat, Arno Pnezias dan Robert Wilson pada tahun 1965 telah mengukur tahap radiasi yang ada di angkasa raya
- Teori keadaan tetap
Teori ”keadaan tetap” atau teori ciptaan sinambung menyatakan
bahwa jagat raya selama berabad-abad selalu dalam keadaan yang sama dan
zat hidrogen senantiasa dicipta dari ketiadaan. Penambahan jumlah zat,
dalam teori ini memerlukan waktu yang sangat lama, yaitu kira-kira
seribu juta tahun untuk satu atom dalam satu volume ruang angkasa. Teori
ini diajukan oleh ahli astronomi Fred Hoyle dan beberapa ahli astrofisika Inggris.
Dalam teori ”keadaan tetap”, kita harus menerima bahwa zat baru
selalu diciptakan dalam ruang angkasa di antara berbagai galaksi,
sehingga galaksi baru akan terbentuk guna menggantikan galaksi yang
menjauh. Orang sepakat bahwa zat yang merupakan asal mula bintang dan
galaksi tersebut adalahhidrogen.
- Teori mengambang dan memampat (The oscillating theory)
Teori ini dikenal pula dengan nama teori ekspansi dan konstraksi.
Menurut teori ini, jagat raya terbentuk karena adanya suatu siklus
materi yang diawali dengan masa ekspansi atau mengembang yang disebabkan
oleh adanya reaksi inti hidrogen, pada tahap ini terbentuklah
galaksi-galaksi.
Tahap ini diperkirakan berlangsung selama 30 milyar tahun,
selanjutnya galaksi-galaksi dan bintang yang telah terbentuk akan
meredup, kemudian memampat yang didahului dengan keluarnya pancaran
panas yang sangat tinggi. Setelah tahap memampat maka tahap berikutnya
adalah tahap mengembang dan kemudian memampat lagi.
- Tata Surya
Tata surya merupakan susunan benda langit ( planet, komet, meteor,
asteroid, bintang, dsb) yang mengelilingi matahari. Tata surya tersebut
hanyalah satu dari jutaan bintang yang tergabung dalam kelompok bintang
yang dikenal dengan nama galaksi.
1. Teori Kabut atau teori Nebula
Immanuel Kant, seorang filsafat jerman membuat suatu hipotesis
tentang terjadinya tata surya. Ia mengatakan bahwa dijagat raya
mula-mula tredapat gumpalan kabut atau nebula yang berputar perlahan –
lahan. Oleh karena perputarannya sangat lambat, nebula mulai menyusut
sehingga membentuk sebuah cakram datar ditengah-tengahnya. Penyusutan
berlanjut dan membentuk matahari dipusat cakram. Penyusutan
mengakibatkan cakram berputan dengan cepat sehingga bagian tepi cakram
terlepas membentuka gelang-gelang bahan , yang kemudian memedat mendaji
planet-planet yang berevolusi dalam orbit hampir melingkar mengitari
matahari.
Pada waktu yang hampir bersamaan, seorang ahkli fisika Prancis,
Pierre Simon de Laplace mengemukakan teori yang hampir sama. Ia
megatakan bahwa tata surya berasal dari kabut panas yang berpilin.
Pilinan tersebut berupa gumpalan kabut yang membentuk bulatan seperti
bola besar. Semakin kecil bola itu, pilinannya semakin cepat sehingga
bentuk bola itu menepat pada kutubnya dan melebar dibagian ekuatornya.
Kemudian sebagian massa gas diekuatornya itu menjauh dari gumpalan
intinya membentuk gelang-gelang yang akhirnya berubah menjadi gumpalan
padat. Gumpalan padat itulah yang menjadi planet dan satelitnya
sedangkan bagian inti kabut tetap brebentuk yang berpijar yang disebut
dnegan matahari.
2. Teori Planetesimal
Thomas C . Chamberlin seorang ahli geologi dan Forest R Moulton
seorang ahli astronomi mengemukakan teori yang dikenal dengan teori
planetesimal yang berarti planet kecil. Teori ini menyatakan bahwa
matahari telah ada sebagai salah satu dari bintang. Suatu saat matahari
berpapasan dengan sebuah bintang dengan jarak yang tidak terlalu jauh
shingga terjadi peristiwa pasang naik pada permukaan matahari maupun
bintang itu, serta bagian dari massa matahari tertarik kearah bintang.
Pada waktu bintang tersebut menjauh, sebagian dari massa matahari jatuh
kembali ke permukaan mathari dan sebagian lagi terhambur keluar angkasa
disekitar matahari. Hal inilah yang dinamakan planetesimal yang kemudian
menjadi planet-planet yang beredar mengelilingi orbitnya.
3. Teori bintang kembar
Menurut teori ini, matahari mungkin merupakan bintang kembar.
Kemudian bintang yang satu meledak menjadi kepingan-kepingan. Akibat
pengaruh gaya gravitasi bintang lainnya maka kepingan-kepingan ini
bergerak mengitari bintang-bingtang itu dan menjadi planet-planet.
Bintang yang tidak meladak tetap sebagai bintang yang sekarang disebut
dengan matahari.
4. Teori proto planet
Pada tahun 1940 seorang astronomi jerman bernama Carl Von Weiszzacker
mengembangkan suatu teori yang dikenal dengan teori awan debu. Pada
daarnya teori ini mengemukakan bahwa tata surya itu terbentuk dari
gumpalan awan gas dan debu. Lebih dari 5000 juta tahun yang lalu, salah
satu gumpalan awan itu mengalami pemampatan sehingga partikel-partikel
debu tertarik ke bagian pusat wan itu membentuk gumpalan bola dan mulai
berpilin. Lama kelamaan gumpalan gas itu menjadi pipih seperti cakram
yang tebal dibagian tengah dan lebih tipis dibagian tepinya. Bagian
tengah cakram gas itu berpilin lebih lambat dari bagian tepinya. Oleh
karena itu partikel-partikel dibagian tengah cakram itu saling menekan
timbullah panas dan pijar. Bagian inilah yang menjadi matahari.
Bagian yang lebih luar, berputar sangat cepat sehingga terpecah-pecah
menjadi banyak gumpalan gas dan debu yang lebih kecil yang juga turut
berpilin. Bagian inilah yang kemudian membeku dan menjadi planet-planet
serta satelit-satelitnya. Bahan planet itu dinamakan pula proto planet.
(Sumber : Tjasyono HK, Bayong. 2003. Geosains. Bandung : ITB, http://fisika-teoriterjadinyatatasurya.blogspot.com/)
- Bumi
- 1. Teori Apungan benua (Wegener)
Semua daratan berasal dari satu benua besar yang disebut pangea. Asumsinya didasari oleh:
- Terdapat kesamaan yang mencolok antara garis kontur pantai timur Benua Amerika Utara dan Selatan dengan garis kontur pantai barat Eropa dan Afrika.
- Bentangan-bentangan samudra dan benua-benua mengapung sendiri-sendiri.
- Batas Samudra Hindia semakin mendesak ke utara. Anak benua India semakin menyempit dan makin mendekati ke Benua Eurasia, sehingga menimbulkan lipatan Pegunungan Himalaya.
- Green land semakin mendekat ke Amerika Utara
- 2. Teori Kontraksi
Bumi telah mengalami pendinginan dalam jangka waktu yang sangat lama.
massa yang sangat panas bertemu dengan udara dingin membuatnya
mengerut. Zat yang berbeda-beda menyebabkan pengerutan yang tidak sama
antara 1 tempat dan tempat lain (James Dana dan Elie Baumant)
- 3. Teori Laurasia-Gondwana
Muka bumi selalu mengalami perubahan atau perkembangan. Perubahan ini
terus berlangsung hingga kini, ditunjukan dengan adanya pergeseran
daratan (benua). Jika dirunut pada sejarah masa lalu, sebenarnya benua2
di muka bumi pernah berkumpul menyatu, menjadi sbuah benua besar
(supercontinent) brnama Laurasia di utara, dan Gondwana di selatan.
Kedua benua ini secara perlahan-lahan bergerak ke arah ekuator. Rotasi
bumi membuat sebagian benua terakumulasi di daerah ekuator dan bumi
barat. PAda perkembangannya, benua ini pecah dan memisah saling menjauh.
Dan membentuk kondisi seperti sekarang ini (5 benua).(Eduard Suess)
4. Teori lempeng tektonik
Teori ini adalah yang paling masuk akal dan diterima diseluruh dunia oleh ahli geologi.
Kerak bumi dan lapisan litosfer mengapung diatas astenosfer, sehinga dianggap satu daerah yang saling berhubungan karena adanya aliran konveksi yang keluar di bagian tengah dasar samudra.
Kerak bumi dan lapisan litosfer mengapung diatas astenosfer, sehinga dianggap satu daerah yang saling berhubungan karena adanya aliran konveksi yang keluar di bagian tengah dasar samudra.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar